Apa itu IPAL?

IPAL adalah suatu perangkat peralatan teknik beserta perlengkapannya yang memproses / mengolah air sisa proses produksi pabrik, rumah tangga, dll.

Limbah Cair Rumah Sakit

Air limbah rumah sakit mengandung polutan yang bersifat toksid, infeksius, bahkan radioaktif sehingga berpotensi menimbulkan dampak terhadap pencemaran lingkungan dan kesehatan masyarakat. Disamping itu dengan minimnya jumlah rumah sakit di Indonesia yang memiliki IPAL yaitu sebanyak 36%, dan yang memenuhi persyaratan IPAL sebesar 52% maka potensi dampak yang ditimbulkan akan semakin nyata. Limbah cair rumah sakit dapat mengandung bahan organik dan anorganik yang umumnya diukur dan parameter BOD, COD, TSS, dan lain-lain.

Limbah Cair Industry

Penanganan limbah cair yang tidak benar dapat membahayakan masyarakat karena dapat mencemari aliran sungai.

Selasa, 26 Juli 2016

Limbah Cair Industri

Berbicara soal lingkungan tentunya merupakan hal  yang sangat penting, karena ia nya menyangkut hajat hidup orang banyak. Dalam kehidupannya manusia dan makhluk lainnya bergantung pada lingkungan disekitar mereka. Apalagi di zaman purba dulu, sumber makanan yang di konsumsi  sepenuhnya berasal dari lingkungan alami dimana mereka bernaung. Hingga saat ini alam masih menyediakan begitu banyak kebutuhan bagi kita mulai dari sandang, pangan dan papan..semuanya berasal  dari kebaikan dan kekayaan lingkungan yang ada di alam. Ekosistem dimana manusia dan sumber daya alam berada didalamnya harus dijaga kelestariannya agar sumber daya yang dimanfaatkan tidak rusak dan kemampuannya tetap berkesinambungan. Dengan menciptakan hubungan yang serasi antar lingkungan dan kegiatan manusia dalam pembangunan maka pembangunan akan terus berlanjut (sustainable development), jangan ampe generasi mendatang di rugikan karena perilaku ceroboh kita!!!
Nah kebayangkan gimana pentingnya pelestarian lingkungan?? Pengelolaan lingkungan adalah upaya  terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pengawasan, pengendalian, pemulihan dan pembangunan lingkungan. Industri farmasi sebagai salah satu wujud dari pembangunan bidang kesehatan dalam hal pengadaan obat-obatan. Namun harus di ingat kegiatan industri farmasi juga memiliki potensi untuk menimbulkan berbagai dampak terhadap lingkungan, baik terhadap aspek fisik, kimiawi, biologis dan aspek sosio-ekonomi-budaya. Kegiatan-kegiatan industri, terutama industri farmasi memiliki potensi pencemaran lingkungan baik udara, air maupun tanah akibat pembuangan limbah cair, padat maupun gas yang berupa asap, partikel debu dan gangguan suara/ kebisingan. Sekarang kita akan lebih fokus pada penanganan limbah cair oleh industri farmasi. seperti janji saya pada tulisan sebelumnya, so I give you my word..^_^
Salah satu alat yang paling sering digunakan dalam penangan Limbah Cair
Limbah Cair :
Penanganan limbah cair yang tidak benar dapat membahayakan masyarakat karena dapat mencemari aliran sungai. Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya sesuatu dalam air yang menyebabkan air tersebut menurun kualitasnya atau tidak sesuai dengan peruntukkannya. Limbah cair dari industri berasal dari  ;
  1. Bekas cucian peralatan produksi, laboratorium, laundry dan rumah tangga
  2. Kamar mandi dan WC
  3. Bekas reagensia di labor atorium
Upaya pengelolaan lingkungan ;
  1. Pembuatan saluran drainase sesuai dengan sumber limbah :
–    Saluran air hujan langsung di alirkan ke selokan umum dan dibuat sumur resapan
–    Saluran air dari kamar mandi/ WC di alirkan ke septic tank
–    Saluran dari tempat pencucian produksi dan laboratorium di alirkan ke IPAL
2. Membuat instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
3. Khusus untuk limbah cair yang berasal dari gol β Laktam : sebelum di campur dengan limbah non  β Laktam, ditambahkan NaOH     untuk memecah cincin β Laktam.
Sistem Pengolahan Air Limbah
Bagan IPAL
Tujuan instalasi IPAL adalah untuk menurunkan kadar zat pencemar yang terkandung dalam air limbah sehingga memenuhi  persyaratan baku mutu yang di tetapkan. Ada 3 hal yang harus di perhatikan :
  1. Karakteristik dari Limbah
Limbah cair industri farmasi memiliki kandungan COD dan BOD serta kadar fenol yang tinggi, tapi kadar limbah logamnya rendah dengan debit air limbah yang tinggi.
2. Kemampuan Badan Air (assimilative capacity)
Pengolahan limbah cair sangat tergantung dari kemampuan badan air (air, kali, dll) untuk menerima beban yang berupa limbah tanpa mengakibatkan pencamaran. Semakin kecil polutan berarti  semakin besar pula (assimilative capacity) dari badan air tersebut.
3. Peraturan Tentang Limbah yang Berlaku
Tiap daerah memilki kebijakan yang berbeda terhadap standar Baku Mutu Lingkungan. Peraturan tersebut di sesuaikan dengan keuntungan dari badan air yang bersangkutan (beneficial use).
Mohon maaf jika bagan Insatalasi IPAL di atas tidak terliaht dengan jelas..itu hanya sabagi gambaran saja..matur nuhun n_n
Prinsip pengolahan limbah cair :
a. Pengolahan Limbah Primer
Tujuannya adalah untuk menghilangkan buangan yang tidak larut, terdapat 4 tahap, yaitu :
  • Screening : merupakan usaha untuk mengurangi atau menghilangkan bahan buangan yang besar seperti sampah, plastik, botol bekas, kayu dan barang lain yang berukuran besar
  • Canal Longitudinal : Pengunaan semacam kanal yang di bagian bawahnya dibuat agak melebar . benda yang mengendap di bagian bawah kanal selanjutnya di ambil pada waktu tertentu.
  • Penghilangan lemak, minyak dan sejenisnya : Prinsipnya adalah lemak, minyak an sejenisnya memiliki BJ yang lebih kecil dari air sehingga akan mengapung di bagian atas air
  • Menghilangkan zat padat tersuspensi : Dilakukan dengan cara mengalirkan limbah cair kedalam suatu saluran yang dilengkapi dengan penyaring- penyaring dari kasa.
b. Pengolahan Limbah Sekunder
Bak penampung limbah awal
Prinsipnya adalah menghilangkan kontaminan yang tidak terproses pada pengolahan primer. Beberapa cara yang dapat digunakan adalah dengan “filtrasi sederhana, penambahan suatu koagulator (terutama untuk menghilangkan kadar fenol), serta penambahan bahan- bahan kimia dengan bahan-bahanflocolant(misalnya Al2O3, Ca(OH)2, kaporit). Kontaminan yang dapat dihilangkan adalahberupa padatan tersuspensi (solid suspended), senyawa organik  dan anorganik yang terlarut.
Centrifuse
Centrifuge pemisah sludge
Poly Aluminium Chloride
c. Pengolahan limbah tersier
Prinsipnya adalah untuk menurunkan COD dan BOD serta menambah oksigen terlarut (dissolved oxygen). Penambahan oksigen terlarut secara fisik dilakukan dengan menyemburkan udara bebas dalam air pada bak/ kolam aerasi secara kontinyu. Secara biologis dilakukan dengan menggunakan activated sludge, dimana limbah di alirkan kedalam bak/ kolam penampungan yang berisi mikroorganisme yang akan merubah zat organic menjadi biomassa (energy) dan gas CO2. Secara mekanis- biologi di lakukan dengan menyemprotkan air limbah ke permukaan benda padat (mis. Lantai beton) yang di beri mikroorganisme.
Proses Aerasi dengan Aerator
Selanjutnya, untuk logam beratnya di hilangkan dengan penambahan Ca(OH)(lebih di kenal dengan lime treatment).Dengan cara ini logm berat akan mengendap sebagai garam atau hidroksida tau sebagai co-presipitant . air limbah yang telah sampai pada tahap ini kemudian di alirkan ke kolam penampung yang berisi ikan mas sebagi indikator biologis.
Bak Penampung Akhir sebelum Kolam Ikan
Sebagai monitor terhadap kualitas limbah cair tersebut apakah telah layak dan di perbolehkan untuk dibuang pada selokan limbah masyarakat, maka hendaklah sesuai dengan Baku Mutu Limbah Cair dari Mentri Negara Lingkungan Hidup dan kebijakan daerah setempat dimana industry tersebut berada. Saat ini Waste Water Treatment Regulation berdasarkan Kep. 51/MenLH/10/1995 mengenai Baku Mutu Limbah Cair Industri Farmasi seperti terlampir di bawah ini :
Parameter
Proses Pembuatan Bahan FormulaFormulasi / pencampuran
BOD5100 ppm75   ppm
COD300 ppm150 ppm
TSS100 ppm75   ppm
Total N30   ppm
Phenol1,0  ppm
pH6,0-9,06,0-9,0
Nah.. demikian dulu sedikit gambaran mengenai penanganan limbah di industri farmasi. Untuk lumpur (slugde) yang terbentuk dari hasil pengolahan limbah di simpan dalam wadah atau drum dan di kategorikan sebagai limbah B3. Penyimpanan limbah B3 yang di izinkan adalah tidak lebih dari 90 hari dan penanganan limbah B3 ini selanjutnya dapat diserahkan kepada perusahaan lain yang memiliki izin untuk pengangkutan, pengolahan dan pemusnahannya.
NB :
COD : Chemical Oxygen Demand
BOD : Biological Oxygen Demand
TSS : Total Solid Suspense

Limbah Cair Rumah Sakit





Air Limbah Rumah Sakit

Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat tersebut. Rumah sakit sebagai salah satu upaya peningkatan kesehatan tidak hanya terdiri dari balai pengobatan dan tempat praktik dokter saja, tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya, seperti ruang operasi, laboratorium, farmasi, administrasi, dapur, laundry, pengolahan sampah dan limbah, serta penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.

Selain membawa dampak positif bagi masyarakat, yaitu sebagai tempat menyembuhkan orang sakit, rumah sakit juga memiliki kemungkinan membawa dampak negatif. Dampak negatifnya dapat berupa pencemaran dari suatu proses kegiatan, yaitu bila limbah yang dihasilkan tidak dikelola dengan baik.

Air limbah rumah sakit mengandung polutan yang bersifat toksid, infeksius, bahkan radioaktif sehingga berpotensi menimbulkan dampak terhadap pencemaran lingkungan dan kesehatan masyarakat. Disamping itu dengan minimnya jumlah rumah sakit di Indonesia yang memiliki IPAL yaitu sebanyak 36%, dan yang memenuhi persyaratan IPAL sebesar 52% maka potensi dampak yang ditimbulkan akan semakin nyata. Limbah cair rumah sakit dapat mengandung bahan organik dan anorganik yang umumnya diukur dan parameter BOD, COD, TSS, dan lain-lain.

Instalasi Pengolahan Air Limbah

Pengendalian dampak lingkungan adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah, meminimalkan, dan atau menangani dampak negatif suatu usaha (proyek pembangunan) terhadap lingkungan sehingga kualitas lingkungan tetap terjaga dengan baik. Pengolahan limbah cair mempunyai tujuan untuk menghilangkan unsur-unsur pencemar dari air limbah dan untuk mendapatkan effluent dari pengolahan yang mempunyai kualitas yang dapat diterima oleh badan air penerima, tanpa ada gangguan-gangguan fisik, kimiawi maupun biologi (Djabu, 1990/1991). Instalasi Pengolahan Limbah Cair rumah sakit dibangun dengan maksud untuk mengolah limbah cair yang dihasilkan oleh rumah sakit agar dapat mengurangi, menghilangkan dan menurunkan bahan-bahan yang berbahaya yang terkandung dalam air limbah (Mulia, 2005).



Prosses Pengeolahan Limbah Rumah Sakit

Menurut Koamla (2012), metode lumpur aktif memanfaatkan mikroorganisme (terdiri ± 95% bakteri, sisanya protozoa, rotifer, dan jamur) sebagai katalis untuk menguraikan material yang terkandung di dalam air limbah. Proses lumpur aktif merupakan proses aerasi (membutuhkan oksigen). Pada proses ini mikroba tumbuh dalam flok (lumpur) yang terdispersi sehingga terjadi proses degradasi. Proses ini berlangsung dalam reaktor yang dilengkapi recycle/umpan balik lumpur dan cairannya. Lumpur secara aktif mereduksi substrat yang terkandung di dalam air limbah. Tahapan pengolahan air limbah dengan metode lumpur aktif sebagai berikut:


1.Tahap awal
Pada tahap ini dilakukan pemisahan benda-benda asing seperti kayu, bangkai binatang, pasir, dan kerikil. Sisa-sisa partikel digiling agar tidak merusak alat dalam sistem dan limbah dicampur agar laju aliran dan konsentrasi partikel konsisten.

2.Tahap primer
Tahap ini disebut juga tahap pengendapan. Partikel-partikel berukuran suspensi dan partikel-partikel ringan dipisahkan, partikel-partikel berukuran koloid digumpalkan dengan penambahan elektrolit seperti FeCl3, FeCl2, Al2(SO4)3, dan CaO.

3.Tahap sekunder

Tahap sekunder meliputi 2 tahap yaitu tahap aerasi (metode lumpur aktif) dan pengendapan. Pada tahap aerasi oksigen ditambahkan ke dalam air limbah yang sudah dicampur lumpur aktif untuk pertumbuhan dan berkembang biak mikroorganisme dalam lumpur. Dengan agitasi yang baik, mikroorganisme dapat melakukan kontak dengan materi organik dan anorganik kemudian diuraikan menjadi senyawa yang mudah menguap seperti H2S dan NH3sehingga mengurangi bau air limbah. Tahap selanjutnya dilakukan pengendapan. Lumpur aktif akan mengendap kemudian dimasukkan ke tangki aerasi, sisanya dibuang. Lumpur yang mengendap inilah yang disebut lumpur bulki.

4.Tahap tersier

Tahap ini disebut tahap pilihan. Tahap ini biasanya untuk memisahkan kandungan zat-zat

yang tidak ramah lingkungan seperti senyawa nitrat, fosfat, materi organik yang sukar terurai, dan padatan anorganik.

Pengolahan air limbah dengan proses lumpur aktif menurut Hardiyanti (2012) secara umum terdiri dari bak pengendap awal, bak aerasi dan bak pengendap akhir, serta bak khlorinasi untuk membunuh bakteri patogen. Secara umum proses pengolahannya adalah sebagai berikut. Air limbah yang berasal dari rumah sakit ditampung ke dalam bak penampung air limbah. Bak penampung ini berfungsi sebagai bak pengatur debit air limbah serta dilengkapi dengan saringan kasar untuk memisahkan kotoran yang besar. Kemudian, air limbah dalam bak penampung di pompa ke bak pengendap awal. Bak pengendap awal berfungsi untuk menurunkan padatan tersuspensi (Suspended Solids) sekitar 30 - 40 %, serta BOD sekitar 25 % . Air limpasan dari bak pengendap awal dialirkan ke bak aerasi secara gravitasi. Di dalam bak aerasi ini air limbah dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah. Energi yang didapatkan dari hasil penguraian zat organik tersebut digunakan oleh mikrorganisme untuk proses pertumbuhannya. Dengan demikian didalam bak aerasi tersebut akan tumbuh dan berkembang biomasa dalam jumlah yang besar. Biomasa atau mikroorganisme inilah yang akan menguaraikan senyawa polutan yang ada di dalam air limbah.

Pengolahan air limbah dengan proses lumpur aktif secara umum terdiri dari bak pengendapan awal, bak aerasi, dan bak pengendap akhir, serta bak khlorinasi untuk membunuh bakteri pathogen. Secara umum pengolahannya adalah sebagai berikut.

Pertama-tama, air limbah ditampung di bak penampung air limbah. Bak penampung ini berfungsi sebagai bak pengatur debit air limbah serta dilengkapi dengan saringan kasar untuk memisahkan kotoran yang besar. Kemudian air limbah dalam bak penampung dipompa ke bak pengendapan awal. Bak pengendapan awal berfungsi untuk menurunkan padatan tersuspensi (suspended solids) sekitar 30%-40%, serta BOD (oksigen yang dibutuhkan) sekitar 25%. Air limpasan dari bak pengendapan awal dialirkan ke bak aerasi secara gravitasi. Di dalam bak aerasi ini, air limbah dihembus dengan udara sehingga mikroorganisme yang ada akan menguraikan zat organic yang ada dalam air limbah.

Energy yang didapatkan dari hasil penguraian zat organic tersebut digunakan oleh mikroorganisme untuk proses pertumbuhannya. Dengan demikian, di dalam bak aerasi tersebut akan tumbuh dan berkembang biomassa dalam jumlah yang besar. Biomassa atau mikroorganisme inilah yang akan menguraikan senyawa polutan yang ada dalam air limbah.

Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung massa mikroorganisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Air limpasa (over flow) dari bak pengendap akhir dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh mikroorganisme pathogen. Air olahan, yakni air yang telah keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum. Dengan proses ini air limbah dengan konsentrasi BOD tertentu dapat diturunkan kadar BODnya.

Surplus dari bak pengendap awal maupun akhit ditampung dalam bak pengering lumpur, sedangkan air resapannya ditampung kembali di bak penampung air limbah. Keunggulan proses lumpur aktif ini adalah dapat mengolah air limbah dengan BOD yang besar, sehingga tidak memerlukan tempat yang besar. Proses ini cocok digunakan untuk mengolah air limbah dalam jumlah yang besar. Sedangkan kelemahannya, yakni kemungkinan dapat terjadi bulking pada lumpur aktifnya, terjadi buih, serta jumlah lumpur yang dihasilkan cukup besar.

Berikut adalah skema pengolahan air limbah rumah sakit dengan menggunakan proses lumpur aktif:


(Anonim, 2012)
Setelah melalui pengolahan air limbah rumah sakit dengan proses lumpur aktif tersebut, air limbah rumah sakit dapat dibuang ke lingkungan dengan aman. Artinya, air limbah rumah sakit tidak lagi mencemari lingkungan dan tidak mengganggu ekosistem lingkungan, sehingga keseimbangan ekosistem tetap terjaga.

Kamis, 21 Juli 2016

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)


Halo apakabar, kali ini admin akan membahas tentang Instalasi Pengolahan Air Limbah.
Pengertian IPAL
IPAL adalah suatu perangkat peralatan teknik beserta perlengkapannya yang memproses / mengolah air sisa proses produksi pabrik, rumah tangga, dll.

Manfaat IPAL
IPAL itu sangat bermanfaat bagi manusia serta makhluk hidup lainnya, natara lain:
a. Mengolah Air Limbah domestik atau industri, agar air tersebut dapat di gunakan kembali sesuai kebutuhan masing-masing
b. Membuat air limbah yang akan di alirkan ke sungai tidak tercemar
c.Menjaga kehidupan biota-biota sungai.

Tujuan IPAL
Adapun tujuan IPAL yaitu untuk menyaring dan membersihkan air yang sudah tercemar dari baik domestik maupun bahan kimia industri.

Proses IPAL
Setelah kita mengetahui pengertian, manfaat, dan tujuan IPAL. Sekarang bagian ini akan membahas proses singkat cara kerja Instalasi Pengolahan Air Limbah. Ada lima tahapan yang perlu dilalui oleh air limbah demi mendapatkan hasil saringan yang bisa digunakan lagi. Untuk penjelasan lebih lanjutnya bisa dilihat di bawah ini: 

- Tahap pertama yang dilakukan adalah air limbah tersebut dialirkan ke tempat instilasi. Karena alat yang disedikan sebuah ruang pengaliran agar air limbah masuk kedalam tempat penyaringan dengan lancar.

- Tahap kedua, air limbah akan melalui proses pertama yaitu suatu wadah yang berisi air yang bercampur dengan pasir. Tujuannya untuk melakukan pengendapan partikel-partikel kotor yang ada di air limbah itu. Yang akan mengendapkan partikel tersebut butiran-butiran kecil karbon yang terselip di pasir tersebut yang akan mengikat partikel kotor yang ada di air limbah tersebut.

-Tahap ketiga, air limbah yang telah di saring melalui wadah penampungan pasir akan diteruskan ke wadah yang berisi batu kerikil. Fungsinya hampir sama pada wadah sebelumnya dimana partikel-parttikel yang tidak berhasil diendapkan oleh pasir akan diproses wadah berisi kerikil.

- Tahap keempat, adalah air limbah akan menuju ke wadah berisi tanaman eceng gondok, ukuran wadah ini lebih besar di banding dua wadah sebelumnya. Karena dalam proses ini memerlukan banyak tanaman eceng gondok untuk menetralisasi air limbah.  Tanaman eceng gondok yang sering kita lihat di beberapa sungai atau danau memiliki fungsi untuk menyaring dan membersihkan partikel air yang kotor. Karena tanaman ini memiliki zat kimia bersifat penyerap seperti amonia dan fosfat.

 - Setelah melewati keempat tahap di atas maka pada tahap yang terakhir ini adalah fase uji coba, dalam wadah penampung ini berisi air yang terdapat beberapa ekor ikan. Karena ikan biasanya digunakan sebagai sampel dalam uji coba penyaringan air salah satunya IPAL ini. Ikan dalam penampungan ini berguna sebagai indikator, untuk mengetahui seberapa bersihnya air limbah tersebut disaring. Dalam proses kita hanya memili dua opsi sebagai kesimpulan yaitu jika ikan dalam penampungan tersebut hidup saat beberapa jam proses penyaringan, maka air tersebut bisa dikatakan bersih dan begitupun sebaliknya.

Jika penjelasan di atas belum jelas, pada gambar 1 di bawah ini merupakan sebuah rancangan dasar dari proses IPAL tersebut sebagai berikut:
gambar 1: IPAL step by step
www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net